Minggu, 12 Juni 2016


NAMA                                  : MARIA STEFANIA INE SURI
NO. REGIS                           : 13115063
KELAS/SEMESTER            : A/II
PROG. STUDI                      : PENDIDIKAN MATEMATIKA

KESUKSESAN TERBESAR SAYA

                Beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2014 adalah hal yang sangat membahagiakan dan merupakan hal bersejarah dalam hidup saya. Pasalnya, saya sebagai salah satu siswa dari Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Kota Kupang dan teman-teman saya lainnya mendapat juara 2,3, dan 4 sekaligus dalam ajang Cerdas Cermat Kimia Se-daratan Timor. Prestasi itu tentunya membawa nama besar SMAN 3 Kota Kupang dan mengharumkan sekolah tercinta.
                Dalam hidup seseorang, tentunya masing-masing orang mempunyai pencapaian terbesar dalam hidup. Pencapaian yang didapat tentunya telah melalui berbagai tantangan, cobaan, latihan dan hal lainnya yang memompa semangat untuk tetap terus berjuang. Hal yang sama juga saya rasakan, saat dipanggil oleh guru kimia saya yang bernama Ibu Lia, saya disuruh untuk belajar giat karena akan mengikuti tes awal untuk layak atau tidaknya mengikuti lomba cerdas-cermat Kimia se-daratan Timor yang diadakan oleh mahasiswa Keguruan dan ilmu pendidikan program studi Kimia, Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kota Kupang. Saya mempunyai 2 rekan yaitu Wiliam dan Ayusti, kami bertiga adalah satu Tim. Sekolah kami mempunyai 3 tim, dimana masing-masing tim mempunya 3 anggota.
                Tes awal untuk layak atau tidaknya menjadi peserta lomba cerdas cermat Kimia (CCK) dilangsungkan di SMAN 1 Kota Kupang. Sebelum mengikuti tes, saya dan teman-teman giat belajar agar dapat masuk menjadi peserta lomba CCK. Hasil yang kami dapatkan sangat memuaskan karena  kami mendapat peringkat yang baik sebagai peserta lomba CCK.
                Ketekunan dalam belajar terus saya lakukan untuk dapat mengharumkan nama sekolah tercinta. Dalam proses yang saya jalani, orang tua juga sangat berperan dalam memompa semangat saya untuk terus berjuang. Hal yang akan menjadi besar adalah awal dari diri kita sendiri. Kedua Orang tua saya adalah seorang guru. Profesi yang diemban oleh kedua orang tua saya, sangat saya apresiasikan karena mereka tak henti-hentinya memberikan ilmu kepada para siswa-siswi mereka, dan terutama juga kepada saya.
                Sekitar 1 bulan lamanya saya dan teman-teman belajar bersama, saling berargumen tentang soal-soal kimia yang sulit, saling membagikan tips-tips yang jitu untuk melawan tim lainnya dari sekolah-sekolah ternama di kota kupang, dan saling memberi semangat satu sama lain. Guru bimbingan kami, kepala sekolah, teman-teman, dan para guru lainnya juga memberikan dukungan dan semangat bagi kami.  Saya sangat bersyukur, karena mempunyai mereka yang luar biasa, yang pernah hadir dalam hidup saya.
                Babak demi babak telah saya lewati, rintangan, soal-soal, dan komentar-komentar dari segelintir orang yang menyaksikan jalannya lomba CCK di aula BAK Undana juga telah saya lewati. Pengetahuan baru yang saya dapatkan, ilmu-ilmu alam yang didapat dengan cuma-cuma, menandakan bahwa sesuatu yang didapat, harus digenggam, dan akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
                Saya sangat bahagia, karena kami yang adalah 3 tim dari SMAN 3 kota Kupang berhasil masuk dalam babak Final melawan SMAN 1 Atambua. Kerja keraspun tetap kami lakukan, untuk meraih juara 1 dalam lomba CCK tersebut. Tapi kenyataan berkata lain, kami hanya mendapat peringkat 2, 3 dan 4, sedangkan tim dari SMAN 1 Atambua berhasil membawa juara 1. Dengan hasil didapatkan, saya tetap mengucap syukur karena semua itu telah direncanakan oleh Tuhan, dan saya percaya tiada hasil yang menghianati usaha.

Minggu, 01 Mei 2016


Nama                    : Maria Stefania Ine Suri                  
No. Regis             : 13115063
Kelas/semester     : A/IIannoladjar.blogspot.com
Prog. Studi           : Pendidikan Matematika

DAMPAK PERGAULAN BEBAS
DALAM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

          Dewasa ini, kita ketahui bahwa maraknya pergaulan bebas yang timbul di kalangan pelajar membawa dampak buruk. Pergaulan bebas semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Berbagai macam pergaulan bebas yang mencolok saat ini, sepert ; tauran pelajar, penyalah gunaan narkoba, dan seks bebas yang semakin menjamur. Pelakunya bukan hanya anak SMA bahkan sudah merambat dikalangan SMP
.           Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini. Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali.